Media Dalam Jaringan (atau sering disebut media online) menjadi media yang memiliki keunggulan dan ciri khas tersendiri. Sejak ditemukannya perangkat komputer dan internet, media online menjadi pesaing baru dalam dunia jurnalistik bersama media konvensional lain seperti cetak dan elektronik.
Media online sejatinya adalah penggabungan dua media konvensional tersebut. Khalayak dapat membaca, mendengar, dan menonton secara berulang-ulang sesuai kebutuhan khlayak yang sering disebut netizen. Sehingga tak bisa digolongkan pada media cetak apalagi elektronik dengan seutuhnya.
Dengan kecepatan dalam pembaharuan kabar ditambah tampilan yang ringan dan responsif, juga enak dipandang oleh mata dan mudah menyimpulkan suatu informasi menjadi ciri khas media online yang kuat.
Selain itu, saluran yang dimiliki media online sangat bervariasi. Mulai dari website, blog, mailing list, portal berita, hingga sosial media menjadi wadah netizen untuk saling berbagi informasi, aktif bersosialisasi tanpa jarak dan berpromosi.
Namun, media online seperti halnya pisau belati. Terkadang dapat "membagi-bagi" informasi yang bermanfaat kepada netizen, terkadang pula bisa "menusuk" netizen dengan konten yang tidak pantas dan sangat merugikan.
Multi fungsi pada media online tersebut timbul karena tujuan yang diinginkan oleh pemilik media. Dengan alasan
viewers rating, media tersebut dapat menampilkan dua sisi yang berbeda, antara kebaikan (dakwah, ilmu pengetahuan, tips) dan keburukan (sensasi, fitnah, pornografi) di dalam konten yang disajikan.
Tentu dengan multi fungsi ini tak bisa terhindarkan atau lenyap begitu saja dengan menggunakan hukum yang tertulis dan norma perilaku. Netizen diberikan pilihan dalam menggunkan media online secara bijak dan bertanggung jawab.
Segala sesuatu haru dipikirkan secara matang. Bukan hanya untuk jangka pendek dan menguntungkan diri sendiri. Media online harus membangun
image dalam jangka panjang dan saling menguntungkan agar tetap berada pada pilihan utama para netizen.